Saturday 8 December 2012


Motivasi
Karyawan butuh motivasi untuk meningkatkan produktivitasnya. Sebab adakalanya pada diri karyawan timbul kejenuhan, bekerja, dan bosan. Cirinya sebagai berikut : absensi (ketidakhadiran) meningkat, disiplin merosot, produktivitasnya menurun, tingkat keluar masuk karyawan makin tinggi, ada tuntutan karyawan yang tidak henti-hentinya, sampai pada gejala pemogokan.
Ada beberapa cara untuk memotivasi atau meningkatkan gairah kerja karyawan antara lain :
1)      Berikan imbalan yang memadai
2)      Berikan santapan rohani secara periodik
3)      Ciptakan susana informal
4)      Berikan perhatian individual kepada karyawan
5)      Berikan kesempatan untuk maju dan merencanakan masa depanya
6)      Tingkatkan loyalitas mereka
7)      Minta pendapatan dan saran-saran karyawan terhadap hal tertentu.
(, Buchari,2008: 202)

Faktor-faktor penting yang mempengaruhi motivasi adalah
- Kebutuhan pribadi
- Tujuan dan persepsi individu atau kelompok
- Cara untuk mewujudkan kebutuhan, tujuan dan persepsi tersebut.

Ada dua jenis motivasi yang dapat ditanamkan ke bawahan yaitu:
- Motivasi positif, yaitu proses mempengaruhi orang lain dengan memberikan tambahan tingkat kepuasan tertentu, misalnya memberikan promosi, tambahan penghasilan, menciptakan kondisi kerja yang nyaman, dsb.
- Motivasi negatif, yaitu proses mempengaruhi orang lain dengan memberikan ancaman atau mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu dengan terpaksa. Misalnya memberikan ancaman dengan penurunan pangkat, pemotongan gaji atau dipecat dari jabatannya.


Pengelolaan Organisasi Bisnis

Langkah awal dalam manajemen yang efektif adalah menetapkan sasaran (goal) – tujuan (objective) yang diharapkan dan direncanakan untuk dicapai suatu bisnis.
Sasaran adalah tujuan yang diharapkan dan direncanakan untuk dicapai suatu bisnis. Strategi adalah program perusahaan untuk mencapai sasaran dan tujuan perusahaan yang sudah ditetapkan.

Pernyataan Misi adalah pernyataan suatu organisasi mengenai bagaimana organisasi itu akan mencapai maksudnya dalam lingkungan bisnis itu dijalankan.

Maksud penetapan sasaran adalah
1. Memberikan arah dan panduan bagi para manager di semua tingkatan.
2. Membantu perusahaan mengalokasikan sumber dayanya.
3. Membantu menetapkan budaya korporasi.
4. Membantu manager menilai kinerjanya.

Macam-macam sasaran:
1. Sasaran jangka panjang, adalah sasaran yang ditetapkan untuk periode waktu yang lama, umumnya lima tahun mendatang atau lebih.
2. Sasaran jangka menengah adalah sasaran yang ditetapkan selama jangka waktu satu sampai lima tahun mendatang.
3. Sasaran jangka pendek adalah sasaran yang ditetapkan untuk waktu yang dekat biasanya kurang dari satu tahun.

Perumusan strategi adalah penciptaan program yang luas untuk menetapkan dan memenuhi suatu tujuan organisasi.

Tahapan yang dilakukan dalam merumuskan strategi adalah
1. Menetapkan sasaran stategis, merupakan sasaran jangka panjang yang langsung berasal dari pernyataan misi suatu perusahaan.
2. Menganalisa organisasi dan lingkungannya, yaitu melakukan pengamatan dan penilaian lingkungan terhadap ancaman dan kesempatan (Analisa SWOT).
3. Menyesuaikan organisasi dengan lingkungannya






















Daftar Pustaka



http://www.scribd.com/doc
Alma, Buchari, Prof . DR . 2008. PengantarBisnis . Bandung : Alfabeta

etika dan lingkungan legal bisnis


ETIKA BISNIS DAN LINGKUNGAN LEGAL BISNIS

           Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.

D. Penerapan Etika pada Organisasi Perusahaan
            Dapatkan pengertian moral seperti tanggung jawab, perbuatan yang salah dan kewajiban diterapkan terhadap kelompok seperti perusahaan, ataukah pada orang (individu) sebagai perilaku moral yang nyata?
Ada dua pandangan yang muncul atas masalah ini :
·                                 Ekstrem pertama, adalah pandangan yang berpendapat bahwa, karena aturan yang mengikat, organisasi memperbolehkan kita untuk mengatakan bahwa perusahaan bertindak seperti individu dan memiliki tujuan yang disengaja atas apa yang mereka lakukan, kita dapat mengatakan mereka bertanggung jawab secara moral untuk tindakan mereka dan bahwa tindakan mereka adalah bermoral atau tidak bermoral dalam pengertian yang sama yang dilakukan manusia.
·                                 Ekstrem kedua, adalah pandangan filsuf yang berpendirian bahwa tidak masuk akal berpikir bahwa organisasi bisnis secara moral bertanggung jawab karena ia gagal mengikuti standar moral atau mengatakan bahwa organisasi memiliki kewajiban moral. Organisasi bisnis sama seperti mesin yang anggotanya harus secara membabi buta mentaati peraturan formal yang tidak ada kaitannya dengan moralitas. Akibatnya, lebih tidak masuk akal untuk menganggap organisasi bertanggung jawab secara moral karena ia gagal mengikuti standar moral daripada mengkritik organisasi seperti mesin yang gagal bertindak secara moral.
Karena itu, tindakan perusahaan berasal dari pilihan dan tindakan individu manusia, indivdu-individulah yang harus dipandang sebagai penjaga utama kewajiban moral dan tanggung jawab moral : individu manusia bertanggung jawab atas apa yang dilakukan perusahaan karena tindakan perusahaan secara keseluruhan mengalir dari pilihan dan perilaku mereka. Jika perusahaan bertindak keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan tindakan yang dilakukan oleh individu dalam perusahaan itu, jika perusahaan bertindak secara moral, hal itu disebabkan oleh pilihan individu dalam perusahaan bertindak secara bermoral.
Menurut K. Bertens, ada 3 tujuan yang ingin dicapai, yaitu :
1. Menanamkan atau meningkakan kesadaran akan adanya demensi etis dalam bisnis.
Menanamkan, jika sebelumnya kesadaran itu tidak ada, meningkatkan bila kesadaran itu sudah
ada, tapi masih lemah dan ragu.
Orang yang mendalami etika bisnis diharapkan memperoleh keyakinan bahwa etika merupakan
segi nyata dari kegiatan ekonomis yang perlu diberikan perhatian serius.
2. Memperkenalkan argumentasi moral khususnya dibidang ekonomi dan bisnis, serta membantu
pebisnis/calon pebisnis dalam menyusun argumentasi moral yang tepat.
Dalam etika sebagai ilmu, bukan Baja penting adanya norma-norma moral, tidak kalah penting adalah alasan bagi berlakunya norma-norma itu. Melalui studi etika diharapkan pelaku bisnis akan sanggup menemukan fundamental rasional untuk aspek moral yang menyangkut ekonomi dan bisnis.
3. Membantu pebisnis/calon pebisnis, untuk menentukan sikap moral yang tepat didalam profesinya
(kelak).
Peranan Etika dalam Bisnis.
Selama perusahaan memiliki produk yang berkualitas dan berguna untuk masyarakat disamping itu dikelola dengan manajemen yang tepat dibidang produksi, finansial, sumberdaya manusia dan lain-lain tetapi tidak mempunyai etika, maka kekurangan ini cepat atau lambat akan menjadi batu sandungan bagi perusahaan tsb. Bisnis merupakan suatu unsur mutlak perlu dalam masyarakat modern. Tetapi kalau merupakan fenomena sosial yang begitu hakiki, bisnis tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang selalu harus diterima dalam pergaulan sosial, termasuk juga aturan-aturan moral.
CONTOH PELANGGARAN ETIKA BISNIS
  • Pelanggaran etika bisnis terhadap hukum
Sebuah perusahaan X karena kondisi perusahaan yang pailit akhirnya memutuskan untuk Melakukan PHK kepada karyawannya. Namun dalam melakukan PHK itu, perusahaan sama sekali tidak memberikan pesongan sebagaimana yang diatur dalam UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam kasus ini perusahaan x dapat dikatakan melanggar prinsip kepatuhan terhadap hukum.
  • Pelanggaran etika bisnis terhadap transparansi
Sebuah Yayasan X menyelenggarakan pendidikan setingkat SMA. Pada tahun ajaran baru sekolah mengenakan biaya sebesar Rp 500.000,- kepada setiap siswa baru. Pungutan sekolah ini sama sekali tidak diinformasikan kepada mereka saat akan mendaftar, sehingga setelah diterima mau tidak mau mereka harus membayar. Disamping itu tidak ada informasi maupun penjelasan resmi tentang penggunaan uang itu kepada wali murid.
Setelah didesak oleh banyak pihak, Yayasan baru memberikan informasi bahwa uang itu dipergunakan untuk pembelian seragama guru. Dalam kasus ini, pihak Yayasan dan sekolah dapat dikategorikan melanggar prinsip transparansi
  • Pelanggaran etika bisnis terhadap akuntabilitas
Sebuah RS Swasta melalui pihak Pengurus mengumumkan kepada seluruh karyawan yang akan mendaftar PNS secara otomotais dinyatakan mengundurkan diri. A sebagai salah seorang karyawan di RS Swasta itu mengabaikan pengumuman dari pihak pengurus karena menurut pendapatnya ia diangkat oleh Pengelola dalam hal ini direktur, sehingga segala hak dan kewajiban dia berhubungan dengan Pengelola bukan Pengurus. Pihak Pengelola sendiri tidak memberikan surat edaran resmi mengenai kebijakan tersebut.
Karena sikapnya itu, A akhirnya dinyatakan mengundurkan diri. Dari kasus ini RS Swasta itu dapat dikatakan melanggar prinsip akuntabilitas karena tidak ada kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban antara Pengelola dan Pengurus Rumah Sakit
  • Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip pertanggungjawaban
Sebuah perusahaan PJTKI di Jogja melakukan rekrutmen untuk tenaga baby sitter. Dalam pengumuman dan perjanjian dinyatakan bahwa perusahaan berjanji akan mengirimkan calon TKI setelah 2 bulan mengikuti training dijanjikan akan dikirim ke negara-negara tujuan. Bahkan perusahaan tersebut menjanjikan bahwa segala biaya yang dikeluarkan pelamar akan dikembalikan jika mereka tidak jadi berangkat ke negara tujuan. B yang terarik dengan tawaran tersebut langsung mendaftar dan mengeluarkan biaya sebanyak Rp 7 juta untuk ongkos administrasi dan pengurusan visa dan paspor. Namun setelah 2 bulan training, B tak kunjung diberangkatkan, bahkan hingga satu tahun tidak ada kejelasan. Ketika dikonfirmasi, perusahaan PJTKI itu selalu berkilah ada penundaan, begitu seterusnya. Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa Perusahaan PJTKI tersebut telah melanggar prinsip pertanggungjawaban dengan mengabaikan hak-hak B sebagai calon TKI yang seharusnya diberangnka ke negara tujuan untuk bekerja.
  • Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kejujuran
Sebuah perusahaan pengembang di Sleman membuat kesepakatan dengan sebuah perusahaan kontraktor untuk membangun sebuah perumahan. Sesuai dengan kesepakatan pihak pengembang memberikan spesifikasi bangunan kepada kontraktor. Namun dalam pelaksanaannya, perusahaan kontraktor melakukan penurunan kualitas spesifikasi bangunan tanpa sepengetahuan perusahaan pengembang. Selang beberapa bulan kondisi bangunan sudah mengalami kerusakan serius. Dalam kasus ini pihak perusahaan kontraktor dapat dikatakan telah melanggar prinsip kejujuran karena tidak memenuhi spesifikasi bangunan yang telah disepakati bersama dengan perusahaan pengembang
kajian etika bisnis dalam lingkungan legal perusahaan dapat dianalogikan dalam perihal etika untuk akuntan profesional; apakah terlibat di dalam melakukan audit atau kepastian fungsi di manajemen, konsultan, atau sebagai direktur. Seorang akuntan yang profesional dapat melihat masa lampau seperti kesewenangan dalam akuntabiliatas organisasi dan fokus pada pengambilan keputusan. Sejak para akuntan menyaksikan perubahan akuntabilitas perusahaan yang makin meluas hanya pada shareholders ke stakeholders, ini mewajibkan para akuntan untuk mempelajari dan mengerti perubahan ini dan bagaimana ini akan berdampak pada fungsinya. Jika tidak melakukan tindakan, maka yang berikut dilakukan berupa nasehat atas tindakan, dan tidak lama lagi diberikan konsekuensi atas etika yang dilanggar.
Etika bisnis dalam konteks lingkungan legal bisnis/perusahaan dapat dipahami melalui analisa terhadap lingkungan bisnis dewasa ini yang mengalami perubahan-perubahan yang begitu cepat dan dinamis, dimana banyak perusahaan baru yang bermunculan di dunia bisnis. Tetapi tidak semua dari perusahaan baru tersebut organisasi bisnis yang legal, banyak diantaranya yang didirikan tidak sesuai aturan-aturan yang sudah ditetapkan. Banyak pengusaha-pengusaha yang nekad mendirikan usahanya tanpa memikirkan apakah usaha tersebut sudah cukup legal dan sah dimata hukum. Paradigma inilah yang mendasari pentingnya keberadaan regulasi mengenai lingkungan legal bisnis yang dapat dijadikan literatur nantinya dalam pengambilan kebijakaan, baik untuk perusahaan-perusahaan maupun pemerintah dalam pemberian konsekuensi atas etik yang dilanggar.























DAFTAR PUSTAKA
ttp://jhonyricardo.blogspot.com/2008/07/csr-sebagai-lingkungan-legal-bisnis.html
http://adesyams.blogspot.com/2009/09/tentang-etika-bisnis.html
Alma, Buchari, Prof . DR . 2008. PengantarBisnis . Bandung : Alfabeta

Lingkungan Bisnis

Pengertian Bisnis
Bisnis adalah  kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang  yang menciptakan nilai melalui penciptaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.
Pengertian Lingkungan Bisnis
Adalah faktor-faktor yang berada diluar jangkauan perusahaan yang dapat menimbulkan suatu peluang atau ancaman.
PEMEGANG KEPENTINGAN UTAMA DALAM BISNIS

Setiap bisnis mengadakan transaksi dengan orang-orang. Orang-orang itu menanggung akibat karena bisnis tersebut. Karenanya mereka mempunyai kepentingan didalamnya. Mereka dapat disebut pemegang kepentingan utama (stake-holders) atau orang yanng mempunyai kepentingan dalam bisnis. Lima jenis pemegang kepentingan yang terlibat dalam bisnis :

•  Pemilik
•  Karyawan
•  Kreditor
•  Pemasok
•  Pelanggan

Setiap jenis pemegang kepentingan berperan kritis dalam perusahaan, seperti akan dijelaskan:

Pemilik

Setiap bisnis dimulai sebagai hasil ide dari seorang atau lebih menngenai barang atau jasa, yang disebut Wiraswasta (entrepreneurs), yang mengorganisasikan, mengelola, dan mengasumsikan resiko yang dihadapi mulai dari permulaan bisnis.

Seorang wiraswasta yang menciptakan bisnis pada mulanya menjalankan sebagai pemilik tunggal. Namun demikian, selama bisnis tumbuh mungkin memerlukan tambahan dana lebih daripada yang dapat disediakan oleh pemilik tunggal. Sebagai konsekuensi, pemilik tunggal akan memperbolehkan orang lain menanamkan modal kedalam perusahaannya dan menjadi pemilik bersana.

Banyak perusahaan besar menjual saham kepada investor yang ingin menjadi Pemegang Saham (share-holders/stock-holders) dari perusahaan tersebut. Perusahaan besar seperti ExxonMobil, IBM dan General Motors mempunyai jutaan pemeganng saham. Saham mereka dapat dijual kepada insvestor lain yang ingin menanamkan modalnya kedalam perusahaan ini. Apabila kimerja perusahaan membaik, nilai sahamnya juga naik, seperti tercermin pada harga saham yang lebih tinggi.

 


Kreditor

Perusahaan memerlukan dana lebih daripada yang didapat dari pemilik. Institusi keuangan atau individu yang memberikan pinjaman.

Ketika suatu perusahaan pada mulanya didirikan, perusahaan memerlukan pengeluaran sebelum dapat menjual barang dan jasa. Oleh karena itu, tidak dapat menggantungkan kepada uang tunai dari perusahaan untuk menutupi pengeluaran. Kreditor meminjamkan dana kepada perusahaan bila mereka percaya bahwa perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik sehingga mengembalikan pinjaman pokok beserta bunganya dikemudian hari.

Karyawan

Karyawan perusahaan diangkat untuk menyalurkan operasi perusahaan. Karyawan yang bertanggung jawab mengelola tugas yang diberikan kepada karyawan lain dan membuat keputusan penting perusahaandisebut manajer . Kinerja perusahaan sangat tergantung pada keputusan yang dibuat para manajernya. Keputusan yang bagus dapat membuat perusahaan menjadi sukses, tetapi keputusan yang kurang bagus dapat membuat perusahaan gagal.

Pemasok

Perusahaan biasanya menggunakan bahan baku untuk menghasilkan produksinya. Sebagai contoh, perusahaan manufaktur mobil menggunakan baja untuk membuat mobil, sementara itu, perusahaan properti menggunakan semen, kayu dan bahan lainnya. Perusahaan tidak dapat menyelasaikan proses produksinya bila mereka tidak mendapat bahan baku. Oleh karena itu, kinerjanya sebagian tergantung pada kemampuan dari pemasoknya dalam mengantarkan bahan baku tepat pada waktunya.

Pelanggan

Perusahaan tidak dapat bertahan hidup tanpa pelanggan. Untuk menarik pelanggan, perusahaan harus memberikan barang atau jasa yang diperlukan dengan harga yang pantas. Perusahaan juga harus meyakinkan bahwa produk yang dihasilkan cukup berkualitas sehingga pelanggan puas. Apabila perusahaan tidak dapat memberikan barang atau jasa yang berkualitas dengan harga pantas, pelanggan akan beralih keperusahaan pesaing. Perusahaan juga telah menjaga kualitas dan harga dari produk mereka sedemikian rupa sehingga dapat diterima pelanggan.

MAKSUD DAN TUJUAN BISNIS

Bisnis tidak hanya bermaksud memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen. Lebih dari itu, bisnis juga harus mampu menyediakan sarana-sarana yang dapat menarik minat dan perilaku membeli konsumen. Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa bisnis harus mencapai tujuan dalam mempertahankan operasinya. Secara umum, maksud dan tujuan bisnis sangat terkait erat dengan faktor-faktor berikut :
•  Pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen
•  Keuntungan usaha
•  Pertumbuhan dan perkembangan yang berkelanjutan
•  Mengatasi berbagai resiko
•  Tanggung jawab sosial

Kemampuan dalam memahami kebutuhan dan keinginan konsumen merupakan salah satu cara agar bisnis dapat dikelola secara berkelanjutan. Meskipun demikian, faktor yang sangat penting dalam mengelola bisnis adalah memperoleh keuntungan bisnis. Keuntungan mempunyai pengertian yang sangat luas dan berbeda bagi setiap individu atau kelompok yang memiliki bisnis. Hal ini menyangkut perbedaan keyakinan normatif, sikap, perilaku, dan persepsi pelaku bisnis atas pengelolaannya.

Keuntungan dalam teminologi bisnis adalah laba (nominal) yang diperoleh. Keuntungan dalam hal ini berbeda dari pendapatan bisnis. Keuntungan bisnis diperoleh dari hasil operasi perusahaan selama periode tertentu. Keuntungan itu akan dipakai oleh bisnis dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas bisnis. Efisiensi dan efektifitas merupakan faktor kunci bisnis untuk meraih kesempatan dan peluang yang besar dalam persaingan.


Faktor Lingkungan Bisnis
1. Lingkungan Mikro Bisnis
adalah para pelaku yang secara langsung berkaitan dengan lingkungan, yang mempengaruhi perusahaan
Lingkungan mikro ini terdiri dari :
a.       pemerintah
b.      pemegang saham
c.       perantara
d.      konsumen
e.       kreditor
f.       publik
g.      pesaing
h.      pemasok
2. Lingkungan Makro ( Lingkungan Umum )
adalah kekuatan-kekuatan yang timbul dan berada diluar jangkauan serta biasanya terlepas dari situasi operasional perusahaan.
Lingkungan Makro ini terdiri dari :
a. Faktor Ekonomi
Yang perlu dianalisis adalah :
Siklus ekonomi
Gejala inflansi dan deflasi
Kebijaksanaan moneter
Neraca pembayaran
b. Faktor Demografi
Terdiri dari :
Perubahan jumlah penduduk akan mempengaruhi permintaan
Perubahan struktur usia penduduk akan mempengaruhi pemindahan jenis produk sesuai dengan perubahan umurnya.
Distribusi pendapatan.
Tingkat pengangguran.
c. Faktor Geografi
Faktor geografi juga penting diamati oleh perencana strategi, untuk menentukan peluang dan ancaman perusahaan.
d. Faktor Teknologi
Perubahan teknologi membawa pengaruh terhadap perkembangan perusahaan.
e. Faktor Pemerintah
Perubahan-perubahan kebijakan pemerintah dalam berbagai bentuk peraturan, dapat merupakan peluang bagi perusahaan dan dapat pula hambatan / ancaman bagi perusahaan.
f. Faktor Sosial
Sosial adalah kebiasaan dan nilai-nilai sosial lingkungan masyarakat, khususnya langganan dan karyawan.
Unsur-unsur Lingkungan Bisnis
Lingkunagn ekonomi dan bisnis
a.Lingkugan ekonomi dan hukum          
1.)    Kebebasan kepemilikan
2.)    Stabilitas nilai tukar mata uang
3.)    Tingkat suku bunga
4.)    Ketersediaan energi dan bahan baku
b. lingkunag ekonomi dan hukum mencakup
1.)    Peraturan per Undang-undangan
2.)    Penghapusan korupsi
3.)    Pajak dan regulasi minimum
Lingkungan teknologi
a. Teknologi mencakup alat , cara, dan pengetahuan yang membuat pekerjaan menjadi lebih mudah
b. Teknologi telah menjadikan proses-proses bisnis lebih efektif, efisien dan produktif    
·         Efektivitas berarti memberikan hasil yang diinginkan
·         Efisiensi berarti memproduksi barang dan jasa dengan menggunkan sumber daya yang paling sedikit
·         Produktivitas adalah rasio jumlah keluaran dengan jumlah masuk
c. lingkungan teknologi khususnya IT, menyebabkan pertumbuhan  e-commers, pembelian, penjualanbarang-barang melalui internet


Lingkungan Persaingan
a. Bersaing dengan cara melebihi harapan pelanggan. Beberapa perusahaan memfokuskan senjata untuk bersaing pada :
-          Kualitas bagus tidak ada kesalahan dalam membuat produk
-          Tingkat harga yang bersaing
-          Layanan yang baik
b. bersaing dengan cara restrukturisasi dan pemberdayaan
-          Rekstrukturisasi, pengembangan struktur organisasi yang dapat menjawab tantangan perubahan kebutuhan pelangggan dan karyawan.
-          Pemberdayaan perusahaan memberi pekerja lini depan tanggung jawab otoritas, pelatihan dan peralatan yang diperlukan untuk merespon pelanggan yang cepat.
Lingkungan Sosial   
Lingkungan demografis yaitu penelitian statisik dari populasi manusia berkaitan dengan jumlah, struktur usia, distribusi geografis, bauran etnik, distribusi pendapatan.
-          Perubahan aspek demografis membawa peluang baru bagi beberapa perusahaan dan menurunkan peluang bagi sebagian perusahaan lain
-          Meningkatnya jumlah penduduk berusia lebih tua, membuka peluang jasa penitipan orang tua
-          Meningkatnya jumlah keluarga dengan pendapatan membuka peluang jasa penitipan orang tua
-          Pertumbuhan pesat rumah tangga orang tua tunggal memberikan pengaruh besar pada bisnis
    (nickles et.al. pengantar Bisnis Buku I. 2009 :23)                                                                                                                       

Daftar Pustaka
Nickles. 2009 .pengantar bisnis buku I. Jakarta: Salemba.
https://agusnuramin.wordpress.com/tag/perbedaan-lingkungan-eksternal-mikro-dan-makro-dalam-dunia-usaha/